Photograph by Sharen Adeline
Verrell sedang berjalan-jalan di sebuah halaman hotel di kawasan Nusa Dua, Bali, Tiba-tiba ia melihat seekor tupai di atas pohon, dan Verrell sangat tertarik untuk melihat tupai itu dari dekat, segera ia menghampiri mamanya yang sedang makan siang dan meminta sepotong kentang goreng.
Verrell segera memandang pada tupai itu dan mengulurkan tangannya yang berisi sepotong kentang goreng. Tupai itu memandang Verrell dari kejauhan.
Tupai merasa ragu, apakah dia berani turun dari pohon dan menghampiri Verrell, yang terus meyakinkan tupai ” ayo… sini tupai… ini makanan enak lho….”
Dari atas pohon tupai tampak ragu-ragu untuk menghampiri dan mengambil makanan itu, tetapi akhirnya tupai perlahan-lahan turun dari pohon dan dengan rasa was-was, ia turun melalui batang pohon, sampai di tanah tupai mengendap-ngendap, melihat ke sekelilingnya, dan lambat-lambat ia mulai mendekati Verrell dan mengambil kentang goreng dari atas tanah, setelah mendapatkannya, tupai itu segera naik ke atas pohon dan memakannya.
Dari foto-foto cantik ini bisa dilihat bagaimana visualisasinya.
photograph by Sharen Adeline
photograph by Sharen Adeline
photograph by Sharen Adeline
photograph by Sharen Adeline
photograph by Sharen Adeline
photograph by Sharen Adeline
photograph by Sharen Adeline
photograph by Sharen Adeline
Saya melihat ada hal yang menarik dengan sikap tupai ini, dia harus meninggalkan “Comfort zone” nya, yaitu di atas pohon- suatu tempat yang aman dari segala gangguan- untuk turun dan mengambil kentang goreng, dia harus mengalahkan rasa takutnya untuk menghampiri Verrell. Ini adalah suatu tindakan yang berani dengan mengalahkan rasa takut, dia harus mengambil resiko dalam usaha mencapai tujuannya yaitu mendapatkan makanan, dengan menghadapi resiko kemungkinan seseorang akan menangkapnya.
Hal ini juga terjadi dalam kehidupan kita, ada kalanya kita harus mengalahkan rasa takut, dan meninggalkan comfort zone kita untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, atau mencapai tujuan kita. Tentu saja dengan memperhitungkan segala resiko yang akan kita hadapi dengan segala kesulitan dan tantangan, kita harus siap melangkah dan menjalani kehidupan ini sebagai suatu petualangan.
“Avoiding danger is no safer in the long run than outright exposure. Life is either a daring adventure, or nothing”
Many thanks to Valentino Verrell, my nephew, and Sharen Adeline, my daughter,
iffocus 